Jumat, 01 Januari 2010

The Rev Tlah Tiada !!

Kabar duka menghampiri grup band Avenged Sevenfold setelah penggebuk drumnya, James Owen Sullivan a.k.a "The Rev", meninggal dunia di usia 28 tahun pada Senin (28/12/2009) waktu setempat.



John Domingo, petugas kepolisian Huntington Beach mengatakan, The Rev meninggal di kediamannya di kawasan California selatan.

Sejauh ini, polisi belum menemukan hal-hal yang tak wajar atas penyebab kematiannya. Meski demikian, pihak terkait masih meneliti penyebab kematian The Rev secara pasti.

Kepergiannya yang tiba-tiba jelas membuat sejumlah rekan dan penggemar terkejut. Pihak manajemen grup band Avenged Sevenfold mengumumkan kabar tersebut melalui situs mereka. "Ini kabar yang sangat menyedihkan dan berat untuk disampaikan bahwa hari ini Jimmy "The Rev" Sullivan telah tiada," tulis manajemen Avenged Sevenfold dalam pernyataan resminya.

"Jimmy tak hanya merupakan salah satu penggebuk drum terbaik di dunia. Lebih dari itu, dia adalah sahabat dan saudara terbaik," tulisnya lagi.

Semasa kariernya bersama Avenged Sevenfold, "The Rev" pernah memberi kontribusi dalam penggarapan single "A Little Piece of Heaven." Selain menjadi pemain drum, ia juga penyanyi latar di grup bentukan tahun 1999 itu. Bahkan, pria yang dikenal badung selama remaja itu sempat menjadi penyanyi utama pada grup musik Pinkly Smooth.

Lahir pada tanggal 9 Februari 1981 sebagai anak tunggal, dia terkenal sebagai bocah nakal sehingga sering dikeluarkan dari sekolah. Kelakuannya saat remaja makin tak terkendali. The Rev sudah tujuh kali masuk penjara karena doyan berkelahi dan doyan mabuk-mabukan.

Namanya kemudian makin dikenal ketika ia bergabung dengan Avenged Sevenfold dan berhasil menuai sukses. Pada ajang MTV Video Music Awards 2006, grup ini berhasil meraih penghargaan untuk Best New Artist.

Di Tanah Air, grup ini punya banyak penggemar. Buktinya, sudah dua kali mereka manggung di Jakarta. Pada Oktober tahun lalu, Avenged Sevenfold tampil di Jakarta. The Rev turut serta dalam konser yang dihajat promotor Java Musikindo itu.

Senin, 14 Desember 2009

Es di Mars

Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA berhasil mengungkap keberadaan air beku yang tersembunyi di bawah permukaan area lintang tengah Mars. Pengamatan ini berhasil dilakukan setelah ada meteorit yang menggali kawah baru di planet merah tersebut.

Citra kawah baru di Mars yang diambil dalam selang waktu berbeda. Kredit: NASA/JPL-Caltech/University of Arizona

Citra kawah baru di Mars yang diambil dalam selang waktu berbeda. Kredit: NASA/JPL-Caltech/University of Arizona

Para ilmuwan yang mengendalikan instrumen di Orbiter menemukan adanya es terang yang terungkap pada 5 situs Mars dengan kawah baru yang memiliki kedalaman bervariasi antara 0.5 meter – 2,5 meter. Kawah ini tidak ada pada citra citra awal ari situs tersebut. Beberapa kawah tersebut menunjukan keberadaan lapisan tipis es di puncak materi gelap yang ada di bagian dasar kawah. Potongan terang itu menjadi gelap dalam beberapa minggu setelah pengamatan. Ini terjadi saat es yang tampak itu meguap ke dalam atmosfer Mars yang tipis. Salah satu kawah yang ada memliki materi yang dilihat itu dalam potongan yag cukup besar, sehingga Orbiter bisa mengenalinya sebagai air es.

Penemuan yang mengindikasi keberadaan air es di bawah permukaan Mars ini berada di antara kutub Utara dan ekuator Mars pada area lintang yang lebih rendah dari yang diharapkan jika mengacu pada iklim di Mars.

Keberadaan es ini bisa menjadi pertanda relik iklim yang lebih lembab di Mars beberapa ribu tahun yang lalu. Penemuan ini juga membawa para peneliti untuk mulai meneliti situs tabrakan baru untuk mencari es di lapisan bawah permukaannya.

Penelitian terhadap lebih dari 200 citra Mars memperlihatkan keberadaan spot gelap yang masih baru, yakni kawah yang dilingkupi debu. Pengecekan citra sebelumnya untuk area yang sama menunjukan kalau ini merupakan kawah baru. Ada sekitar 100 situs tabrakan baru yang sebagian besar lebih dekat ke ekuator dibanding area ditemukannya es.

Citra tanggal 10 Oktober 2008 menunjukkan terbentuknya kawah setelah 67 hari sebelumnya area yang sama dipotret. Dan yang mengejutkan saat mengamati materi terang di dasar kawah tampaklah sesuatu yang bisa dikenali sebagai es.

Penemuan ini penting dalam kaitan pencarian unsur-unsur yang mendukung kehidupan di planet selain Bumi.

Dawn, Perjalanan Menuju Masa Lalu

Dawn diantara vesta dan Ceres. image credit : UCLA
Dawn diantara vesta dan Ceres. image credit : UCLA

Tanggal 777, sebuah misi untuk menembus masa lalu rencananya akan diluncurkan. Namun sayangnya tanggal 7 Juli yang seharusnya merupakan titik awal perjalanan Dawn akhirnya harus ditunda. Dalam press release NASA, Dawn dijadwalkan kembali untuk diluncurkan pada bulan September 2007. Misi Dawn akan menjelajah ke masa lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu Masa di saat Tata Surya pertama kali terbentuk. Dalam perjalanan ini Dawn tidak akan kembali ke masa lalu melainkan pergi menjumpai asteroid, obyek yang berada di antara Mars dan Jupiter.

Target utama misi Dawn adalah asteroid Vesta dan planet katai Ceres yang menempati Sabuk Asteroid bersama ribuan benda kecil lainnya atau yang kita kenal sebagai asteroid. Di daerah ini akan dijumpai ribuan asteroid yang terjebak diantara peperangan tarik menarik antara Matahari dan Jupiter. Dan di area ini angka tabrakan antar asteroid cukup tinggi. Namun demikian Ceres dan Vesta merupakan dua diantara asteroid yang masih tetap utuh sejak terbentuk sampai saat ini. Tahun 2006, bersama dengan resolusi IAU mengenai definisi planet, Ceres tidak lagi dikategorikan sebagai asteroid, melainkan masuk dalam kelas planet katai bersama Pluto dan Eris.

Mengapa Asteroid Vesta dan Ceres ?
Asteroid terbentuk bersamaan dengan terbentuknya planet batuan seperti Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Namun dalam proses pertumbuhan planet-planet di Tata Surya, ada planet yang tidak sempat bertumbuh karena pengaruh gravitasi Jupiter. Cikal bakal planet inilah yang kemudian kita kenal sebagai asteroid. Karena itu, diperkirakan sampai saat ini asteroid masih menyimpan materi-materi disaat awal pembentukannya. Hal inilah yang akan diungkap Dawn agar kita bisa mengetahui bagaimana kondisi awal Tata Surya beserta proses awal pembentukannya.

Di dalam proses pembentukan Tata Surya, semakin jauh dari Matahari maka obyek yang terbentuk akan semakin dingin. Hal inilah yang menyebabkan planet terrestrial terbentuk di dekat Matahari dan obyek es terbentuk di daerah yang jauh atau daerah luar Tata Surya. Lebih jauh lagi, bukti-bukti menunjukan, setiap obyek memiliki karakteristik yang berbeda seharusnya memiliki jalur evolusi yang berbeda. Karena itu diharapkan dengan meneliti dua obyek yang sangat berbeda karakteristiknya, dapat mengungkap sebagian misteri pembentukan planet, termasuk proses yang mendominasinya.

Dawn, dalam misinya yang hampir satu windu ini akan menyelidiki Vesta dan Ceres dua asteroid yang sangat berbeda karakternya dan diyakini terbentuk lewat proses akresi di awal sejarah pembentukan Tata Surya. Diperkirakan proses hidrologi di Ceres masih aktif, dan memicu terjadinya musim dingin yang menutupi daerah kutub Ceres dengan es. Ceres juga diduga memiliki atmosfer tipis, yang membedakannya dari asteroid lainnya. Lain Ceres, lain pula Vesta. Vesta diduga memiliki batuan yang magnetnya lebih kuat dibanding di Mars. Hal ini memicu keingintahuan bagaimana dan kapan kondisi dinamik tersebut muncul. Permukaan Vesta lebih kering ditandai oleh pola permukannya yang beragam dari aliran lava padat sampai dengan kawah yang dalam dekat kutub selatannya.

Dari karakteristik keduanya, Vesta menunjukkan karakterstik yang mirip dengan planet dalam (inner planet), sementara Ceres menunjukkan kemiripannya dengan satelit es dari planet-planet luar (outer planet). Mempelajari kedua obyek ini diharapkan bisa memberi pengetahuan mengenai transisi planet batuan ke area luar Tata Surya yang dingin.

Secara umum, ada tiga hal yang menjadi tujuan Dawn yakni pertama, menangkap momen awal asal usul Tata Surya sehingga kita bisa memahami kondisi pembentukannya. Yang kedua, Dawn akan membantu menentukan cirri-ciri batuan yang membentuk planet terrestrial untuk membantu kita memahami pembentukan planet-planet batuan, Dan yang terakhir adalah mempelajari pembentukan dan evolusi dua obyek yang memiliki jejak evolusi berbeda, sehingga bisa dipahami apa yang mengontrol terjadinya evolusi. Dawn akan menyelesaikan misinya dalam jangka waktu 8 tahun, dimulai dari peluncurannya hari ini pada tangal 7 Juli 2007 sampai dengan Juli 2015. Dawn akan tiba di Vesta bulan Oktober 2011, dan tiba di Ceres bulan Februari 2015.

Sama seperti misi lainnya, Dawn merupakan penjejak sebelum melangkah lebih jauh lagi dalam menyingkap setiap misteri dalam alam semesta.

Planet Paling Dingin Berhasil Dipotret

Sejak ditemukannya planet diluar sistem Tata Surya, tak pelak perkembangan exoplanet menjadi sangat pesat. Lebih dari 400 buah planet telah ditmeukan megitari bintang-bintang lain dan tak hanya itu, teknologi yang dikembangkan pun semakin hari semakin baik dalam mendeteksi planet-planet di rimba alam semesta ini. jika beberapa bulan lalu HARPS, berhasil menemukan puluhan planet baru, kali ini HiCIAO memberikan kontribusi penemuan baru yang tak kalah menariknya.

GJ 758 di konstelasi Lyra. Kredit :Stellarium

GJ 758 di konstelasi Lyra. Kredit :Stellarium

HiCIAO (High Contrast Instrument for the Subaru Next Generation Adaptive Optics) merupakan kamera yang dipasang pada teleskop Subaru 8-meter yang berlokasi di puncak Mauna Kea di Hawaii. Pengamatan yang dilakukan HiCIAO membawa manusia pada sebuah era lain dunia exoplanet. Sebuah planet dengan kecerlangan redup berhasil dipotret dan diungkapkan oleh pengamatan ini pada bintang GJ 758. Yang menarik, ini adalah exoplanet pertama yang merupakan planet dingin yang mengorbit bintang serupa Matahari. Massa exoplanet tersebut diperkirakan mencapai 10 – 40 massa Jupiter, menempatkan planet GJ 758 B masuk dalam jajaran planet raksasa atau bisa jadi sebuah katai coklat yang ringan. Orbit GJ 758 B jauh lebih besar dari Neptunus dengan temperatur hanya 600 K. dengan demikian plant GJ 758 B ini merupakan planet paling dingin yang pernah ditemukan sedang mengorbit bintang serupa Matahari.

GJ 758 B yang berada di rasi Lyra, berhasil dipotret dengan teleskop Subaru 8- meter di Mauna Kea, Hawaii, dengan menggunakan adaptif optik yang digunakan untuk mengkoreksi turbulensi atmosfer Bumi. Dari citra yang berhasil diambil, bintik yang menandakan si planet justru hilang ditelan sisa-sisa cahaya menyilaukan sang bintang induk. Planet tersebut berhasil dikenali setelah seluruh citra tunggal yang diambil digabungkan berdasarkan waktu dengan menggunakan teknik angular differential imaging (ADI). Dengan cara ini, para astronom dapat menghilangkan halo bintang dari citra sehingga si planet bisa dikenali.

Dari seluruh exoplanet yang ditemukan, hanya ada 10 exoplanet yang berhasil ditemukan dengan pemotretan secara langsung. Dari seluruh planet yang berhasil dipotret tersebut, masing-masing planet memiliki kondisi yang berbeda dari yang kita kenal di Tata Surya. Di antaranya, ada planet yang memiliki orbit sangat lebar (ratusan kali jarak Bumi-Matahari), atau ada yang temperaturnya hampir sama dengan temperatur sbeuah bintang dibanding temperatur sebuah planet (> 1000 K) atau bahkan si bintang induknya cukup berbeda dari Matahari seperti halnya bintang kelas-A yang lebih masif ataupun bintang kelas M yang massanya jauh lebih kecil.

Citra GJ 758 B yang dipotret dengan Subaru HiCIAO. Kredit : NAOJ

Citra GJ 758 B yang dipotret dengan Subaru HiCIAO. Kredit : NAOJ

Jika dibandingkan dengan kandidat lainnya, GJ 758 B memiliki beberapa kemiripan dengan planet di Tata Surya. Ia mengitari bintang serupa Matahari, jaraknya sebanding dengan planet di sistem terluar Tata Surya. dan jika diamati dari Bumi, planet GJ 758 B ini tampaknya berada pada kisaran jarak Neptunus dengan Matahari. Yang menarik, temperatur planet berkisar pada 550 – 640 Kelvin, hampir sama dengan suhu oven yang sedang dibakar dengan kekuatan peuh atau malah sama dengan temperatur di sisi siang hari planet Merkurius. Dengan demikian, GJ 758 B menjadi planet terdingin yang pernah ditemukan mengorbit bintang serupa Matahari melalui pencitraan.

Neptunus, planet terluar di Tata Surya, hanya menerima sekitar 1/900 cahaya Matahari yang diterima Bumi dan memiliki temperatur permukaan 70 K. Nah, GJ 758 memiiki temperatur yang lebih tinggi dan diperkirakan objek ini masih mengalami kontraksi atau dengan kata lain berada pada masa hidup menengah dari fasa kehidupan planet gas raksasa dimana energi gravitasi diubah menjadi panas. Untuk objek seperti ini, temperatur, umur dan massa akan memiliki hubungan. Semakin besar si planet raksasa, maka semakin panjang pula waktu yang dibutuhkan untuk meradiasi panas keluar ke angkasa dan kemudian mencapai kesetimbangan termal.

Penemuan GJ 758 B, sebuah exoplanet atau bahkan sebuah bintag katai coklat yang mengorbit bintang mirip Matahari menunjukkan ragam planet dan objek yang bisa terbentuk di sekitar bintang sekelas Matahari.

Setengah Asteroid Setengah Komet, Apakah itu?

Sebuah benda misterius yang melepaskan debu seperti sebuah komet namun memiliki orbit layaknya asteroid bisa jadi merupakan sebuah kelas klasifikasi baru di dalam Tata Surya.

Tahun 1996, astronom mengidentifikasi sebuah benda luar biasa yang mengorbit Matahari. Benda ini berada di antara Mars dan Jupiter, area yang dikenal memiliki sabuk asteroid. Saat ini, si benda yang diberi nama 133P ternyata memiliki deskripsi berikut : orbitnya merupakan orbit asteroid namun ia memancarkan debu seperti komet.

Foto-foto MBC yang sudah diketahui. Kredit : Henry Hsieh

Foto-foto MBC yang sudah diketahui. Kredit : Henry Hsieh

Menarik kan? Benda ini bukanlah benda yang bisa ditemukan setiap saat. Ia merupakan obyek yang sangat jarang dan mungkin juga langka. Setelah pengamatan berabad-abad belum pernah ditemukan benda lain di sabuk asteroid yang memiliki kemampuan melepaskan gas dan debu layaknya komet.

Pertanyaannya, bagaimana objek ini ada disana? Menurut Henry Hsieh dari Queen University, Belfast, Irlandia Utara, hanya ada dua penjelasan untuk kejadian ini. Yang pertama, 133P merupakan komet yang terperangkap dalam orbit serupa asteroid. jika demikian, butuh kombinasi yang besar dan juga tak biasa dari tolakan gravitasi dari planet saat komet ini melintas masuk di Tata Surya dari Sabuk Kuiper ataupun dari Awan Oort.

Bahkan menurut Henry Hsieh, ini adalah kejadian langka yang mungkin hanya terjadi sekali. Sehingga bisa dikatakan tak akan ada lagi kesempatan untuk melihat komet lain dalam orbit seperti ini.

Penjelasan kedua yang bisa diberikan, 133P merupakan asteroid yang memiliki bagian terbentuk dari es dan es tersebut kemudian sedang dilepaskan. Pelepasan es ini bisa disebabkan tabrakan dengan asteroid lain. Jika memang 133P merupakan asteroid, maka tentunya masih ada asteroid sejenis yang terbentuk dari es dan juga tengah melepaskan debunya. Dengan demikian kita bisa menemukan lebih banyak lagi objek yang serupa.

Dari 657 pengamatan terhadap 599 asteroid di sabuk asteroid Henr Hsieh berhasil menemukan objek serupa lainnya yang disebut 176P/LINEAR yang memancarkan debu.

Dan tampaknya misteri atas objek ini bisa dipecahkan. Tampaknya kemungkinan komet yang terperangkap bisa ditiadakan. Keduanya merupakan kelas baru dalam klasifikasi di Tata Surya yakni asteroid mirip komet yang sebagian komponen pembentuknya adalah es. Dan es tersebut akan terlepas saat objek tersebut mengalami tabrakan.

Menarik bukan? sebuah kelas baru yang mengisi klasifikasi asteroid. Nah apakah sebutannya? Komsteroids? Asteromets? atau Hsiehroids?

Hujan Meteor Geminid di Penghujung Tahun 2009


Di penghujung tahun 2009, di tengah guyuran hujan yang turun hampir setiap harinya, kita akan mendapat kesempatan untuk menikmati Hujan Meteor Geminid yang merupakan hujan meteor tahunan. Jadi.. siapkan kopi dan coklat panas untuk menemanimu memandangi kilatan meter di malam hari…

Hujan meteor Geminid akan mengalami puncak pada taggal 13-14 Desember 2009.

Hujan meteor Geminid akan mengalami puncak pada taggal 13-14 Desember 2009.

Hujan meteor Geminid akan megalami puncaknya pada tanggal 13 – 14 Desember 2009, bertepatan dengan dimulainya Bulan Baru, sehingga ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk melakukan pengamatan karena tidak akan ada cahaya bulan. Hujan meteor Geminid akan bisa teramati dari sleuruh wilayah di Indonesia pada tanggal 13 Desember malam menjelang dini hari dan pada tanggal 14 malam menjelang tengah malam. Menurut perkiraan International Meteor Organization, di saat maksimum meteor yang akan terlihat bisa mencapai 100 – 140 meteor per jam, pada tanggal 14 Desember jam 05.10 UT atau jam 12.10 wib.

Hujan meteor Geminid merupakan salah satu hujan meteor yang dinantikan karena intensitasnya yang terus meningkat dalam dekade ini dan diharapkan tren yang sama masih akan diteruskan.

Meteor yang tampak dari rasi Gemini ini berasal dari sisa pecahan obyek yang dikenal sebagai 3200 Phaethon, yang dulunya diperkirakan merupakan asteroid. Saat ini Phaethon sudah menjadi komet yang punah. Jadi sebenarnya, ia adalah kerangka batuan dari komet yang sudah kehilangan es setelah berkali-kali melintas Matahari dari dekat. Nah, Bumi yang melintas dalam aliran puing-puing 3200 Phaethon setiap tahun pada pertengahan Desember akan menyebabkan puing-puing itu terbang dari rasi Gemini/. Tepatnya di dekat bintang terang Castor dan Pollux.

Meteor Geminid pertama kali terlihat pada akhir abad ke-19, tak lama setelah perang sipil di Amerika berakhir. Pada saat pertama muncul, hujan meteornya masih lemah dan tidak terlalu menarik perhatian. Pada saat itu debu yang masuk atmosfer Bumi itu hanya bergerak dengan kecepatan 130000 km/jam. Di masa itu, sama sekali tak nampak kalau hujan meteor ini akan berlangsung setiap tahun. Yang menarik, saat ini hujan meteor Geminid merupakan salah satu hujan meteor yang cukup kuat dan menarik perhatian para pengamat. Bahkan ia semakin kuat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh gravitasi Jupiter yang berlaku pada aliran puing-puing Phaethon dan menyebabkan mereka bergeser mendekati orbit Bumi. Meteor Geminid sendiri masih tergolong meteor dengan kecepatan menengah pada kisaran 35 km / detik, sehingga akan mudah dikenali di bentangan langit malam.

Jadi, apa yang harus dilakukan untuk mengamati hujan meteor Geminid? Sediakan kopi..atau coklat panas. Keluarlah ke halaman atau area lapang. Bawa peta langit (planisphere/laptop/PDA yang sudah dilengkapi piranti peta langit) untuk dilihat, bawa senter, siapkan ipod, dan mulailah menatap langit ke arah timur laut, dimana rasi Gemini berada. Rasi Gemini akan terbit pada kisaran pukul 21.00 wib, jadi anda bisa keluar rumah mulai jam 21.00 sampai dini hari untuk menikmati hujan meteor Geminid.

Selamat berburu dan menikmati Hujan meteor Geminid … dan selamat menjelang Tahun Baru 1431 H

Sabtu, 12 Desember 2009

Indahnya Aurora....

"Aurora, aku hanya bisa memandangimu dari jarak yang sangat jauh, tanpa berani mendekati bahkan menyentuhmu."

Andaikata aku memiliki DSLR, akan kuabadikan keindahan dan kecantikan Aurora, kupajang dan kujadikan background di laptopku. Aku semakin bersyukur, betapa Allah SWT telah menciptakan Aurora ini dengan begitu indahnya.

Aku mencoba mengingat-ingat kapan terakhir jumpa dengan Aurora. Yang pasti sekitar bulan Maret dan April atau bulan September dan Oktober, hanya tahunya kapan aku lupa. Keindahan Aurora melupakan segala-galanya, termasuk kapan terakhir menjumpainya.

Mungkin pembaca sekalian pernah mendengar tentang Aurora mungkin juga tidak? Aurora merupakan fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari) (sumber: wikipedia.org).

448374460_7f4f0bd212_o_small.jpg

Aurora di atas Winter Cottage

Foto Oleh brother LalliSig

Aurora muncul di angkasa dan mungkin tidak hanya di bumi saja, akan tetapi di planet-planet lain. Di bumi, Aurora muncul di sekitar kutub utara dan kutub selatan. Aurora yang di kutub utara dikenal dengan nama Aurora Borealis sementara yang di kutub selatan dikenal dengan Aurora Australis. Salah satu foto di atas adalah foto yang diambil oleh LalliSig di atas Winter Cottage. Dari bumi terlihat ada cahaya di langit yang begitu indah.

Berikut ini foto-foto Aurora yang lainnya.

******

******

******

******

******

******

******

Aurora Northern Lights di atas danau Schwatka, Yukon, Canada

329883322_a49a53910d_b_small.jpg

Foto Oleh brother Peter Lytwyniuk

******

Aurora di atas danau Pingvallavatn

1424605576_a65c09b84a_o_small.jpg

Foto Oleh brother LalliSig

******

Aurora Borealis

368404428_a9205c8489_o_small.jpg

Foto Oleh brother Ivar G

Aurora Northern Lights muncul bersamaan dengan bulan purnama

aurora_smallnew.jpg

Foto Oleh brother jack4pics

******

Aurora Borealis di atas pegunungan Talkeetna, Alaska

aurora2_small.jpg

Foto Oleh brother jack4pics

******

******

******

polarlicht_2_small.jpg

Foto-foto Aurora di atas adalah foto yang diambil dari bumi, bagaimanakah foto Aurora yang diambil dari luar angkasa? Berikut ini adalah foto-foto Aurora dari luar angkasa.

aurora_img_2005254_small.jpg

Aurora Australis terlihat di Kutub Selatan pada September 11, 2005

Difoto oleh NASA’s IMAGE satellite

******

aurora-borealis_blog.jpg

Aurora Borealis terlihat dari Pesawat Antariksa Atlantis pada misi STS-117